-->
logo blog

Inilah Nasehat Trimurti (Falsafah Hidup Gontor)

Inilah Nasehat Trimurti (Falsafah Hidup Gontor)

Di balik kemasyhuran dan kiprahnya yang luar biasa untuk umat dan bangsa, ternyata Pondok Modern Gontor didirikan oleh 3 pemuda kakak beradik yang saat itu masih muda belia. Tiga pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor itu adalah
  • KH. Ahmad Sahal berumur 25 tahun
  • KH. Zainuddin Fanani berumur 18 tahun
  • KH. Imam Zarkasyi berumur 16 tahun
nasehat falsafah trimurti gontor
Sulit dibayangkan dalam usia sebelia itu, alam pikirannya sudah melampaui zaman dan lingkungan tempat tinggalnya yang jauh dari perkotaan dan informasi. Bahkan begitu pondok yang didirikannya itu sudah mulai membesar, pondok itu justru diwakafkan kepada umat Islam secara resmi pada tahun 1958. Artinya, para pendiri dan keturunannya tidak bisa mengklaim lagi bahwa pondok adalah aset kekayaan mereka. Mungkin inilah makna zuhud yang benar-benar sulit dinalar kecuali bagi mereka yang dikarunia kejernihan kalbu-susah payah mendirikan pondok dengan uang pribadi dan warisan keluarga, tapi setelah bertambah besar dan terkenal, pondok tersebut justru langsung diwakafkan.

Syeikh Hasan Al-Baquri (Menteri wakaf Mesir tahun 1952), saat beliau datang ke Gontor dan mengatakan yang menjamin kelestaraian pondok bukanlah gedung-gedung yang megah, santri-santri yang banyak, guru-gurunya yang hebat tetapi FALSAFAHnya.

Maka tidak heran jika Syeikh Syaltut (Rektor Al-Azhar tahun 1958) pernah mengatakan supaya di Indonesia ini ada 1000 Gontor.

Lalu, apa itu FALSAFAH Hidup TRIMURTI, Pendiri PONDOK MODERN DARUSSLAM GONTOR? Berikut adalah beberapa nasehat sekaligus falsafah hidup beliau:
  1. Bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane pisan. (KH. Ahmad Sahal)
  2. Indonesia Omahku, Asia tegal sawahku, Amerika Pelanconganku. (KH. Ahmad Sahal)
  3. Yen wanio ing gampang, wedi ing pakewuh, sebarang or kelakon, jer besuki mowo beo. (KH. Ahmad Sahal)
  4. Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu, kalaupun yang satu ini tidak ada, aku akan mengajar dunia dengan pena. (KH. Imam Zarkasyi)
  5. Ya Allah SWT daripada aku melihat bangkai Pondokku, pundutlah (matikanlah) aku lebih dahulu. (KH. Ahmad Sahal)
  6. Satrio Panindito, sugih tanpo bondo, ngulurug tanpo bolo, digdoyo tanpo aji-aji, menang tanpo ngasorake. (KH. Ahmad Sahal)
  7. Kalau saya punya santri mau berjuang ke desanya,  membina dakwah dalam desa itu, anak seperti itu cukup besar bagi saya. (KH. Imam Zarkasyi)
  8. Hei, Anak-anak KH. Idam Khalid dan kawan-kawan setelah kamu tamat dari sini, kelanjutanmu ke Salim Nabhan Surabaya. (KH. Imam Zarkasyi)
  9. Dalam menjalankan tugas (pengabdian) ananda agar berpegang teguh: Toto, titi, tatag, tutug. (KH. Ahmad Sahal)
  10. Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keuntunganmu. (KH. Imam Zarkasyi)
  11. Hati-hati: harta, tahta dan wanita. (KH. Ahmad Sahal)
  12. Pondok ini supaya tetap berpegang: "Berdiri di atas dan untuk semua golongan". (TRIMURTI)
  13. Pondok supaya tetap berpegang teguh pada Panca Jiwa Pondok, yaitu Keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan. (TRIMURTI)
  14. Hidup sekali hiduplah yang berarti. (KH. Imam Zarkasyi)
  15. Jadilah Ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama. (KH. Imam Zarkasyi)
  16. Sesudah keluar atau bebas dari tawanan PKI Pak Sahal, mengatakan: "Nyawa saya, nyawa turahan (sisa) yang paling nikmat adalah shalat di masjid saya. (KH. Ahmad Sahal)
  17. Patah tumbuh hhilang berganti. (KH. Imam Zarkasyi)
  18. Motto pendidikan: "Berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikir bebas. (TRIMURTI)
  19. Berjasalah tapi jangan minta jasa. (KH. Imam Zarkasyi)
  20. Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja. (KH. Ahmad Sahal)
  21. Anak-anakku jangan sekali-kali punya sifat "adigang adigung adiguna". (KH. Ahmad Sahal)
  22. Bila kamu menjadi pejabat (pemimpin) jangan bersifat ojo dumeh (merasa hebat, tinggi dan merendahkan orang lain. (KH. Ahmad Sahal)
  23. Wong urip, marani pati, jerone urip, toto pirantine. (KH. Ahmad Sahal)
  24. Kalau kamu pergi, pergilah yang jauh yang dekat terlalui. (KH. Imam Zarkasyi)
  25. Ojo suko pari suko, olo watake wong suko, nyudo kaprayitaning batin. (KH. Ahmad Sahal)
  26. Bahwa pondok ini telah diwakafkan resmi pada tahun 1958. (TRIMURTI)
  27. Untuk meneruskan dan memperjuangkan pondok perlu ada program, maka rumuskanlah Panca Jangka Pondok Modern Gontor pada akhir tahun 1948, yaitu: 1) Pendidikan dan Pengajaran, 2) Khizanatullah, 3) Pergedungan dan Peralatan, 4) Kaderisasi, 5) Kesejahteraan Keluarga Pondok. (TRIMURTI)
  28. Dasar Pemikiran diadakannya Pekan Perkenalan adalah Janganlah kehilangan tongkat yang kedua kalinya (peristiwa 19 Maret 1967). (KH. Imam Zarkasyi)
  29. Mengenai calon isteri kader/Guru, Calon isteri yang akan kesini itu ngarewangi opo ngurusi. (KH. Ahmad Sahal)
  30. Dalam mengembangkan Pondok ini, supaya selalu berhati-hati. (KH. Imam Zarkasyi)
  31. Pondok ini perpaduan/sintesa empat unsur; al-Azhar, Syanggit, Santiniketan, dan Alighar. (TRIMURTI)
  32. Tidak boleh lengah dalam urusan Administrasi, harus selalu waspada setiap detik, (KH. Imam Zarkasyi)
  33. Administrasi yang rapi, muthlak perlu (wajib) untuk menjaga kepercayaan. (KH. Imam Zarkasyi)
  34. Ada uang bisa membangun, ada uang tidak bisa membangun berarti tidur nyenyak, tidak bekerja, uang habis, tidak ada bangunan sama dengan korupsi. (KH. Imam Zarkasyi)
Referensi:
http://www.sharia.co.id/2016/05/falsafah-hidup-gontor/
http://ahmadmaulidizen682.blogspot.co.id/2016/03/kumpulan-nasehat-trimurti-pondok-modern.html

Share this:

Artikel Menarik Lainnya

Show comments
Hide comments

No comments

Silahkan berkomentar dengan baik.

Info Pendidikan