-->
logo blog

Lelaki itu Ikhlas Diisolir dari Komunitasnya

Lelaki itu Ikhlas Diisolir dari Komunitasnya

Ka'ab bin Malik Diisolir Rasulullah
Pagi menjelang siang itu,  Rasulullah saw. berkata kepada salah seorang lelaki di serambi masjid, "Kini, pergilah kau hingga Allah menurunkan keputusan-Nya kepadamu.!"

Lelaki itu pun pergi dengan rasa berat hati diikuti oleh beberapa orang dari kaumnya.  "Demi Allah, kami belum pernah melihatmu melakukan kesalahan sebelum ini.  Kau tampaknya tidak mampu membuat-buat alasan seperti yang lain, padahal dosamu telah terhapus oleh permohonan ampun Rasulullah..!" kata mereka keheranan kepada lelaki yang ada di tengah-tengahnya.

Beberapa orang itu pun terus saja menyalahkan tindakan lelaki yang baru menemui Rasulullah saw tersebut hingga menjadikannya ingin kembali menghadap Rasulullah SAW untuk membawa alasan lain yang meringankan.  Bukankah orang lain juga melakukan hal itu.

Lelaki itu pun bertanya kepada mereka, "Apakah ada orang yang bernasib sama denganku?"

Mereka menjawab, "Ya..! ada dua orang yang menjawab sama denganmu.  Sekarang mereka berdua juga mendapat keputusan yang sama denganmu dari Rasulullah."

"Siapa mereka..?" tanya lelaki itu dengan cepat.

"Murarah bin Rabi'ah Al-Amiri dan Hilal bin Umayah Al-Waqifi," jawab mereka. Dua nama lelaki shalih yang pernah ikut dalam perang Badar.

Begitu lelaki itu mendengar dua nama itu, ia pun bergegas pergi menemui mereka.

Diisolir dari Komunitas


Tak lama berselang, lelaki itu mendengar Rasulullah saw melarang kaum muslimin untuk berbicara dengan lelaki dan dua temannya yang mendapat nasib yang sama. Orang-orang dilarang mendekat, berbicara, berinteraksi, dan bergaul dengannya.

Lelaki dan dua temannya itu pun terkucilkan dari komunitas masyarakat muslim.  Kini, komunitasnya bersikap lain kepada mereka.  Pada waktu itu, lelaki itu merasakan hidup seakan di suatu negeri yang berbeda dari negeri yang ia kenal sebelumnya.

Berbeda dengan kedua temannya yang lain yang lebih memilih mendekam di rumah masing-masing, menangisi nasib dirinya masing-masing. Lelaki ini lebih memilih menjalaninya dengan sabar.

Lelaki ini termasuk orang yang paling kuat dan tabah di antara mereka.  Ia tetap keluar untuk shalat jamaah dan keluar masuk pasar meski tak seorangpun yang mau berbicara dengannya atau menanggapi ucapannya.  Lelaki itu juga datang ke majelis Rasulullah SAW.  Sesudah beliau shalat, ia pun sesekali mengucapkan salam sembari hati kecilnya terus bertanya dan memperhatikan bibir beliau, 'Apakah beliau mau menggerakkan bibirnya untuk menjawab salamnya atau tidak?'

Lelaki itu juga shalat dekat sekali dengan beliau.  Ia mencuri pandang melihat ke arah beliau.  Kalau Rasulullah bangkit hendak shalat, beliau melihat kepadaku.  Namun apabila lelaki itu melihat kepadanya, ia segera memalingkan wajahnya.  Keadaan ini terus berjalan dari waktu ke waktu hingga menyayat hati lelaki tersebut. Belum lagi sikap dingin masyarakat kepadanya menambah terasa lama waktu itu berlalu.

Pada suatu hari, lelaki itu mengetuk pintu pagar rumah Abu Qatadah, saudara misannya.  Ia mengetahui rumah yang diketuk itu adalah rumah dari saudara yang paling ia cintai.  Ia kini ingin mencoba bercengkerama dengan lainnya. Ia mengucapkan salam kepadanya. Namung kaget bukan kepalang. Saudara yang ia harapkan bisa mengisi keterasingan dirinya kini pun tidak menjawab salamnya.  

Lelaki itu menegurnya, "Abu Qatadah..! Aku mohon dengan nama Allah, apakah kau tahu bahwa aku mencintai Allah dan Rasul-Nya..?" Lelaki itu terus mengulangi permohonannya itu, namun saudaranya tetap diam.  Lelaki itu pun akhirnya mengulanginya sekali lagi, tetapi saudaranya hanya menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui..!"

Tak terasa, air mata lelaki itu pun meleleh.  Ia kembali dengan penuh rasa kecewa.

Ditawari 'Sesuatu' oleh Komunitas Lain


Saat dihimpit dengan keterasingan dan 'pengucilan' dari kaumnya, lelaki ini pun tak bisa menyembunyikan kesedihan yang begitu mendalam. Pada suatu hari, lelaki yang diisolir dari komunitasnya itu berjalan-jalan ke pasar kota Madinah. Tiba-tiba datang seseorang dari negeri Syam.  Seorang yang biasanya mengantarkan dagangan pangan ke kota Madinah lantas bertanya, "Siapakah yang mau menolongku menemui Ka'ab bin Malik..?"

Orang-orang di pasar menunjuk ke arah lelaki yang diisolir itu. Lalu orang itu menemui lelaki yang ada di hadapannya itu dan menyerahkan sepucuk surat dari raja Ghassan. 

Ya, benar.... Lelaki yang diisolir dan dikucilkan dari komunitas muslim itu adalah Ka'ab bin Malik. Ia diisolir oleh Rasulullah tersebut karena 'kelalaiannya' saat seruan perang Tabuk. Ka'ab berkata, "Ketidakikutsertaanku dalam perang Tabuk itu memang kelalaianku sendiri karena urusan dunia.  Padahal ketika itu keadaan ekonomiku jauh lebih baik daripada hari-hari sebelumnya.  Demi Allah, aku tidak pernah memiliki barang dagangan lebih dari dua muatan unta.  Akan tetapi pada waktu peperangan itu aku memilikinya."

Setelah berhari-hari Ka'ab bin Malik diisolir oleh komunitasnya, kini ia dicari oleh raja Ghassan, seorang raja dari luar komunitas muslim. Sepucuk surat yang rapi dan indah pun dibuka. Bagai mendengar petir, Ka'ab gemetar sesaat membaca surat tersebut. Ia pun lantas berujar, "'Ini juga salah satu ujian..!" Ka'ab memasukkan surat itu ke dalam tungku dan membakarnya.

Berikut adalah isi dari surat yang dikirim raja Ghassan kepada Ka'ab bin Malik
"...Selain itu, sahabatmu telah bersikap dingin terhadapmu.  Allah tidak menjadikan kau hidup terhina dan sirna.  Maka, ikutlah dengan kami di Ghassan.  Kami akan menghiburmu..!"

Ka'ab Dipisahkan dari Istrinya


Sampailah hari-hari pengasingan Ka'ab pada hari yang ke-40. Di pengasingan dalam kampung halamannya sendiri dan dalam komunitas yang ia perjuangkan sejak dulu.  Ka'ab terus menantikan turunnya wahyu dari Allah.  Namun tiba-tiba datanglah seorang utusan Rasulullah SAW menyampaikan pesannya, "Rasulullah memerintahkan kamu untuk menjauhi istrimu..!" kata utusan tadi.

Cobaan apa lagi ini. Ka'ab semakin sedih mendengar hal ini, namun ia tetap pasrah kepada Allah.  Ka'ab bertanya kepada utusan tadi, "Apakah aku harus menceraikannya atau apa yang harus aku lakukan?" Ia menjelaskan, "Tidak, tapi kamu harus menjauhinya dan mejauhkannya darimu!"

Ternyata Rasulullah juga mengirimkan pesan yang sama kepada dua sahabat Ka'abu yang bernasib sama.  Tak banyak bicara, Ka'ab langsung memerintahkan istrinya, "Pergilah kepada keluargamu sampai Allah memutuskan hukum-Nya kepada kita!"

Adapun istri Hilal bin Umaiyah (salah satu sahabat Ka'ab yang bernasib sama), ia datang menghadap Rasulullah SAW memohon keringanan, "Wahai Rasulullah, sebenarnya Hilal bin Umaiyah sudah sangat tua dan ia tidak memiliki seorang pembantu.  Apakah engkau keberatan kalau aku melayaninya di rumah?" tanyanya.  "Tetapi ia tidak boleh mendekatimu!" jawab Rasulullah.  Istri Hilal menjelaskan, "Ya Rasulullah..! Ia sudah tidak bersemangat pada yang itu lagi.  Demi Allah, yang dilakukannya hanya menangisi dosanya sejak saat itu hingga kini!"

Terbersit di hati Ka'ab untuk 'melakukan' hal yang sama sebagaimana istri Hilal, namun bersitan itu pun diacuhkan, "Aku masih muda."

Hari itu Pun Datang


Hari-hari pun berlalu.  Ka'ab hidup seorang diri di rumah.  Hingga lengkaplah bilangan malam sejak orang-orang dicegah berbicara dengannya menjadi 50 hari 50 malam.

Subuh menjelang pada hari ke-50,  Ketika tengah berzikir memohon ampunan dan mohon dilepaskan dari kesempitan hidup dalam alam yang luas ini, tiba-tiba terdengar teriakan orang-orang memanggil nama Ka'ab.

"Wahai Ka'ab bin Malik, bergembiralah..! Wahai Ka'ab bin Malik bergembiralah..!"

Mendengar berita itu Ka'ab langsung bersujud memanjatkan syukur kepada Allah.  Ka'ab yakin pembebasan hukuman telah dikeluarkan.  Ka'ab yakin, Allah telah menurunkan ampunan-Nya.

Rasulullah menyampaikan berita kepada para sahabatnya usai shalat Subuh bahwa Allah telah mengampuni Ka'ab dan dua orang sahabatnya.  Orang-orang pun berlomba mendatangi mereka bertiga, hendak menceritakan berita gembira itu.  Ada yang datang dengan berkuda, ada pula yang datang dengan berlari mendahului yang berkuda.  Sesudah keduanya sampai di hadapan Ka'ab, ia berikan kepada kedua orang itu dua setel pakaian yang ia miliki.  Demi Allah, saat itu ia tidak memiliki pakaian kecuali yang dua itu.

Ka'ab pun segera mencari pinjaman pakaian untuk menghadap Rasulullah.  Ternyata ia telah disambut banyak orang dan mereka mengucapkan selamat kepadanya.  Demi Allah, tidak seorangpun dari Muhajirin yang berdiri memberi ucapan selamat selain Thalhah.  Sikap Thalhah itu tak mungkin ia lupakan.  Sesudah Ka'ab mengucapkan salam kepada Rasulullah, mukanya tampak cerah dan bergembira.

"Bergembiralah engkau atas hari ini..! Inilah hari yang paling baik bagimu sejak engkau dilahirkan oleh ibumu..!" kata Thalhah haru.

"Apakah dari Allah ataukah dari engkau ya Rasulullah..?" Ka'ab bertanya sambil berupaya menyabarkan diri.  "Bukan dariku..! Pengampunan itu datang dari Allah..!" jawab Rasulullah.

Ka'ab bin Malik lalu membaca ayat pengampunannya itu dengan penuh haru dan syahdu.  Sementara air matanya terus berderai membasahi kedua pipinya.
"Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah melainkan kepada-Nya saja.  Kemudian, Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya.  Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taubah : 118).

Share this:

Artikel Menarik Lainnya

Show comments
Hide comments

1 comment

Hai semua,

Apakah keperluan kewangan anda?
Kami memberi pinjaman daripada sekurang-kurangnya $ 1,000.00 kepada maksimum $ 10.000.000,00 dengan tempoh selesa yang adalah antara 1 hingga 30 tahun pada kadar faedah yang sangat dikurangkan sebanyak 3%.

Adakah anda memerlukan pinjaman perniagaan?
Adakah anda memerlukan pinjaman peribadi?
Adakah anda ingin membeli kereta?
Adakah anda ingin untuk membiayai semula?
Adakah anda memerlukan pinjaman gadai janji?

Adakah anda memerlukan modal yang besar untuk memulakan perniagaan anda cadangan atau pengembangan? Adakah anda kehilangan harapan dan anda rasa tidak ada jalan keluar, dan beban kewangan anda masih berterusan?
Sila tidak teragak-agak untuk menghubungi kami untuk perniagaan mungkin kerjasama

Hubungi kami melalui e-mel: ramzan_help@hotmail.com

Encik Ramzan

Silahkan berkomentar dengan baik.

Info Pendidikan